Hipotesis Penelitian

7 min read

Hipotesis Penelitian

Menduga merupakan perbuatan mengira-ngira atas dasar suatu hal. Contoh aktivitas menduga yang biasa kita lakukan adalah saat menonton sebuah film, dimana kita mengira-ngira ending, apa yang akan terjadi dengan akhir cerita atau bagaimana tokoh akan mengatasi sebuah konflik. Hal tersebutlah bila dalam penelitian disebut hipotesis, dimana hipotesis terjadi karena adanya fakta (dasar) yang telah dikumpulkan dari data.

Daftar Isi

Pengertian

Hipotesis atau ada juga yang menyebut terminologi dengan hipotesa bila ditarik secara etimologi adalah hypo yang artinya di bawah dan thesis yang artinya pendirian, bila digabungkan  bermakna kepastian, asumsi yang ditegakan. Dimana kata tersebut bermuara dari bahasa Yunani.

Bila diartikan maka hipotesis adalah sebuah pendapat yang mana fakta dan kebenarannya masih perlu diuji. Untuk dapat menguji fakta dan kebenaran dari hipotesis (menduga) tersebut maka harus dibuktikan dengan serangkain metode dalam penelitian. Dalam hal ini alat uji biasanya dengan analisis atau perhitungan kalkulasi, statistik dan matematika.

Hipotesis merupakan pernyataan yang bisa diuji dengan penelitian ilmiah. Ini dilakukan bila peneliti akan menguji keterkaitan antara dua hal atau lebih. Hipotesis bisa dilakukan sebelum melakukan eksperimen dan pengumpulan data.

Dengan begitu hipotesis penelitian merupakan praduga temporal yang bisa disebut pernyataan sementara, dimana hal tersebut menegaskan bahwa hipotesis bukanlah hasil final. Dimana data yang diperoleh harus melalui tahap pengujian agar hipotesis bisa diterima sebagai salah satu sumber untuk menyelesaikan sebuah masalah penelitian.

Apa itu Hipotesis?

Hipotesis merupakan pernyataan berupa prediksi seorang peneliti mengenai apa yang akan ditemukan dalam sebuah penelitian. Hipotesis merupakan jawaban sementara atau tentatif yang digunakan untuk pertanyaan penelitian yang belum dilakukan pengujian.

Dalam sebuah penelitian, peneliti mungkin harus membuat hipotesis yang menyatakan beberapa faktor yang berbeda dari setiap pertanyaan penelitian yang akan diajukan.

Meskipun bersifat prediksi, hipotesis bukanlah tebakan tanpa dasar, karena dalam melakukan hipotesis harus terdapat teori dan pengetahuan. Ditambah lagi hal tersebut juga harus diuji ulang agar bisa diterima atau ditolak dengan menggunakan metode penelitian ilmiah (misalnya eksperimen, observasi, analisis data).

Pengertian hipotesis menurut para ahli

Agar pembaca bisa lebih memahami apa itu hipotesis dengan penjelasan singkat tapi padat dan mendalam, berikut merupakan pengertian hipotesis berdasarkan pemaparan para ahli.

Menurut Suharsimi Arikunto, hipotesis merupakan jawaban yang bersifat sementara pada sebuah masalah penelitian hingga jawaban tersebut terbukti dari data yang telah terhimpun.

Berdasarkan pendapat Zikmund (1997), secara definisi hipotesis adalah dugaan/proposisi yang belum diuji kebenarannya dalam menjawab sebuah fakta atau kejadian. Dimana jawaban dari permasalahan terdapat kemungkinan yang begitu banyak.

Sementara Sudjana (2005) menyatakan: hipotesis adalah anggapan atau dugaan yang bersifat tentatif tentang hal yang diciptakan untuk menjelaskan sebuah permasalah. Dimana anggapan tersebut harus diuji secara terus menerus.

Kerlinger (1973) berpendapatan bahwa hipotesis adalah rangkaian dugaan berupa penjelasan yang berlandaskan pada hubungan dua variabel atau bahkan lebih.

Pendapat dari Suryabrata (2000) menyatakan bahwa hipotesis merupakan sebuah penalaran deduksi yang bersumber dari teori ilmiah (penelitian kuantitatif). Dan merupakan sebuah jawaban sementara dari observasi untuk menciptakan sebuah teori sosial atau pernyataan baru (penelitian kualitatif).

Manfaat Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah komponen penting dalam sebuah penelitian, maka dari itu untuk mengetahui apa pentingnya hipotesis, mari simak manfaat dari hipotesis penelitian itu sendiri.

  • Hipotesis sebagai instrumen kerja teoritis. Dapat dipakai untuk mengutarakan sebuah masalah yang diteliti. Misalnya adalah memberikan pendapat dari sebuah penyebab dan akibat dari permasalah, hal tersebut akan membuat seseorang untuk berkontemplasi dalam mengambil sebuah tindakan.
  • Hipotesis yang bersifat sementara dan merupakan bukanlah tahap akhir dari penelitian, akan membuat sebuah teori bisa lebih luas dan dalam pengembangannya. Karena kemungkinan dengan melakukan hipotesis wawasan peneliti akan semakin banyak.
  • Hipotesis sebagai instrumen kemajuan ilmu. Ini menyatakan bahwa hipotesis dibuat dan diuji untuk menyatakan bahwa sebuah pernyataan salah atau benar. Seperti halnya manfaat sebelumnya, hal tersebut akan membuat peneliti lebih mudah dalam menghadapi permasalahan di penelitian berikutnya.

Hipotesis yang Baik

Logical

Hipotesis harus dibuat berlandaskan pada sebuah teori dan penelitian terdahulu. Hipotesis yang bagus adalah kesimpulan logis yang berdasar pada argumen logis. Argumen adalah pengetahuan atau fakta yang telah ada pada literatur ilmiah. Hal tersebut bisa diperoleh di review literatur.

Testable

Hipotesis harus dapat diuji (biasanya dengan eksperimen). Selanjutnya variable juga harus bisa diamati dan diukur. Dimana melibatkan sebuah kondisi, fenomena dan kejadian nyata. Perlu dicatat bahwa hipotesis yang bertipe circular itu tidak bisa diuji, ini terjadi saat variabel independen adalah bagian dari variabel dependen.

Refutable

Pada bagian ini hipotesis harus bisa ditolak dan disanggah. Secara umum hipotesis mengenai tata nilai, agama dan pengandaian merupakan hipotesis yang untestable. Meskipun begitu tema tersebut tidak bisa diteliti secara ilmiah karena setiap tema pada dasarnya bisa diteliti asalkan memenuhi persyaratan ilmiah

Positive

Merupakan pernyataan hipotesis yang memiliki karakter dan sifat positif mengenai keberadaan suatu hubungan, perbedaan, efek dll.

Simak juga: Jenis Data Penelitian

Jenis Hipotesis Penelitian

Sementara terdapat jenis hipotesis penelitian yang nantinya akan membantu ilmuwan untuk meneliti. Jenis hipotesis ini dikategorikan berlandaskan pada memformulasikan dan cara mendapatkannya

Menurut memformulasikan/rumusannya:

  • Hipotesis kerja, yakni pernyataan sementara yang berasal dari sintesis dari analisis teoritis. Ini sering digunakan dengan simbol Ha atau H1.
  • Hipotesis statistik atau Hipotesis nol, adalah  kebalikan dari hipotesis kerja yang pada penggunaanya menjadi Ho.

Berdasarkan pemaparan (Sudarwan Danim dan Darwis, 2003:171).Terkadang ilmuwan dalam memformulasikan hipotesis dalam bentuk simbol H1 atau Ho ini untuk sebuah topik penelitian. Ini dikarenakan terdapat pemikiran bahwa simbol singkatan ini untuk menunjukan bahwa Ho ini untuk hipotesis yang akan ditolak, sementara simbol H1 untuk hipotesis yang akan diterima.

Menurut dari cara mendapatkannya:

  • Hipotesis deduktif, adalah pernyataan yang diformulasikan berlandaskan teori ilmiah terdahulu. Ini biasanya dipakai untuk penelitian kuantitatif.
  • Hipotesis induktif, adalah anggapan yang nantinya diformulasikan untuk landasan pemeriksaan sebagai hasil untuk teori baru. Ini seringkali digunakan untuk penelitian kualitatif.

Macam Hipotesis

Pada sebuah penelitian, hipotesis terbagi dalam tiga macam, yaitu asosiatif, komparatif dan deskriptif. Dari ketiga macam hipotesis tersebut penggunaanya tentu sesuai dengan rupa variabel penelitian yang dikerjakan. Berikut merupakan penjelasan mengenai macam hipotesis penelitian,

Hipotesis Deskriptif

Pada hipotesis deskriptif ini bila dijelaskan adalah pernyataan sebuah jawaban sementara pada sebuah masalah deskriptif yang berkaitan dengan satu variabel/variabel mandiri atau tunggal.

Hipotesis Komparatif

Pada hipotesis komparatif bila dijelaskan maka asumsi atau pernyataan sementara pada sebuah rumusan masalah yang mempersoalkan sebuah komparasi/perbandingan dari dua variabel penelitian.

Hipotesis Asosiatif

Sedangkan pada hipotesis asosiatif, pengertiannya adalah asumsi atau pernyataan tentatif pada masalah yang mempersoalkan asosiasi atau keterkaitan  antara dua variabel penelitian.

Hipotesis asosiatif dapat didefinisikan sebagai dugaan/jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang mempertanyakan hubungan (asosiasi) antara dua variabel penelitian.

pelajari juga: Variabel Penelitian

Perumusan Hipotesis (Cara Membuat)

Sesudah membaca mengenai pengertian hipotesis, macam dan jenis hipotesis. Selanjutnya kami akan membahas mengenai cara untuk memperoleh hipotesis. Dengan cara dan langkah yang sesuai maka sebuah hipotesis akan bisa membantu pelaksanaan aktivitas penelitian. Berikut langkah atau cara mendapatkan hipotesis:

Teori Sebagai Landasan

Agar dalam aktivitas hipotesis bisa lebih terbantu, peneliti akan memecah atau breakdown sebuah teori menjadi postulat dan pernyataan (asumsi). Anggapan atau dugaan ini akan menjadi dasar dari sebuah hipotesis.

Hipotesis merupakan pernyataan yang sudah diuji dengan berlandaskan data yang telah melewati proses penelitian. Dimana hipotesis teruji tersebut merupakan dasar untuk mendapatkan sebuah kesimpulan.

Fakta Ilmiah Sebagai Landasan

Ketika merumuskan hipotesis peneliti juga bisa menggunakan fakta sebagai landasannya. Secara garis besar definisi fakta adalah kebenaran yang bisa disetujui oleh akal dimana fakta merupakan hal yang ada di dunia (empirik) serta bisa dipahami oleh kelima indera.

Dalam mendapatkan fakta ilmiah untuk memformulasikan hipotesis, bisa dilakukan dengan beragam teknik, diantaranya adalah:

    • Mendapatkan langsung dari narasumber utama atau dari data primer.
    • Fakta yang didapat melalui proses identifikasi dengan cara menginterpretasikan dan mendeskripsikan dari sumber utama atau data primer.
    • Fakta yang didapatkan dari observasi terhadap seseorang yang selanjutnya dianalisis dengan bentuk penalaran atau kesimpulan abstrak.

Terdapat pula perumusan hipotesis yang berlandaskan dari sumber lain selain fakta ilmiah dan teori. yaitu:

    • Sumber buku atau pengetahuan yang menghasilkan teori yang berhubungan dengan penelitian.
    • Menggunakan analogi.
    • Tanggapan suatu individu atau kelompok kepada sebuah pengalaman atau kejadian.
    • Lingkungan kebudayaan asal, dimana teori dan pengetahuan yang berhubungan ditemukan.

Tips Menulis atau Membuat Hipotesis

Berikut merupakan trik dan formula agar dalam menulis sebuah hipotesis penelitian bisa berjalan efektif:

  • Buat list atau catatan pertanyaan. Ini berfungsi agar proses identifikasi mengenai pertanyaan penelitian menjadi jelas. Dengan begitu peneliti bisa memiliki wawasan lebih mengenai penelitian.
  • Hipotesis adalah dugaan yang diungkapkan, dan bukan sebuah pertanyaan. Perlu diketahui bahwa hipotesis bukan sebuah pertanyaan pada sebuah penelitian. Namun hipotesis adalah perkiraan atau bisa juga ramalan yang berlandaskan pada data dan teori.
  • Jabarkan hipotesis yang dimiliki. Salah satu hal yang bisa membuat hipotesis mudah diterima adalah pengungkapannya jelas dan tidak rumit. Ungkapkan setiap hipotesis kedalam tulisan atau ucapan dengan cara sederhana, jika perlu latihan untuk mengungkapkan hipotesis yang dimiliki.
  • Hafalkan setiap variabel yang dipakai. Dengan mengingat variabel yang dipakai akan membantu peneliti untuk mendapatkan hipotesis yang baik. Variabel tersebut haruslah diungkapkan dalam bahasa yang sederhana. Contoh variabel diantaranya adalah siapa saja narasumber yang ikut serta, bagaimana reaksi perubahan dari narasumber yang diuji, apa akibat yang ditimbulkan setelah pengujian/penelitian selesai.
  • Hipotesis harus bisa diuji. Ini agar segala dugaan bisa diungkapkan dan difilter secara ketat.
  • Pertimbangkan apa saja yang akan dilaksanakan pada proses eksperimen dalam sebuah uji variabel.
  • Identifikasi dan memeriksa setiap variabel yang ada dalam penelitian.
  • Buat pernyataan dengan jelas mengenai variabel dependen dan independen dalam hipotesis.
  • Pastikan bahwa hipotesis yang diajukan merupakan sebuah pernyataan yang detail dan rinci sesuai dengan apa yang sedang diteliti.

Cara Mengembangkan Hipotesis

Contoh Hipotesis Penelitian

1. Ajukan pertanyaan

Hal awal yang dilakukan dalam penulisan atau pembuatan hipotesis adalah dengan pertanyaan penelitian yang akan dijawab. Pertanyaan penelitian harus detail, spesifik, fokus dan bisa diteliti dalam batasan yang bisa dijangkau oleh peneliti.

Penulisan hipotesis dimulai dengan pertanyaan penelitian yang ingin Anda jawab. Pertanyaan harus fokus, spesifik, dan dapat diteliti dalam batasan proyek Anda.

    • Contoh: Apakah mahasiswa yang lebih banyak menghadiri sebuah perkuliahan akan memperoleh hasil ujian yang lebih baik ketimbang yang lebih sedikit menghadiri?

2. Lakukan beberapa penelitian pendahuluan

Mengenai jawaban yang telah didapat dari pertanyaan penelitian, harus berdasar sesuai dengan masalah penelitian yang ada. Agar penelitian bisa lebih dikuasai maka peneliti wajib cari pengetahuan dan teori yang sebelumnya, atau yang berhubungan dengan penelitian.

Pada langkah ini peneliti akan dituntut untuk menyusun kerangka kerja konseptual untuk mengidentifikasi variabel mana yang akan dipelajari dan mana yang berhubungan dengan penelitian.

3. Rumuskan hipotesis Anda

Pada tahap ini peneliti harus mempunyai ide mengenai apa yang diinginkan untuk dikemukakan. Kemukakan jawaban awal atas pertanyaan penelitian sebelumnya dengan kalimat yang singkat dan jelas.

    • Contohnya: Mahasiswa yang lebih sering hadir dalam mata kuliah akan memperoleh hasil ujian yang lebih baik.

4. Perbaiki hipotesis 

Agar hipotesis bisa lebih spesifik dan teruji, maka peneliti harus memperbaikinya. Terdapat berbagai metode untuk menyusun hipotesis, terlebih istilah yang akan dimunculkan harus mempunyai definisi yang jelas. 

Dimana hipotesis juga harus berisi mengenai variabel yang sesuai, kategori khusus yang sedang dipelajari dan hasil eksperimen atau analisis.

5. Ungkapkan hipotesis Anda dalam tiga cara

Untuk bisa mengidentifikasi sebuah variabel, peneliti bisa menulis prediksi secara sederhana dengan bentuk jika maka (if.. then). Dimana bagian pertama berupa variabel bebas dan bagian kedua merupakan variabel terikat.

    • Contoh: Jika mahasiswa semester awal dapat menghadiri lebih banyak perkuliahan, maka nilai ujian mereka akan meningkat.

Pada penelitian akademis, hipotesis kerap kali dinyatakan dalam bentuk korelasi atau sebab, dimana peneliti bisa langsung mengutarakan prediksi hubungan antar variabel.

    • Contoh: Jumlah perkuliahan yang dihadiri atau diikuti mahasiswa semester awal berpengaruh baik kepada nilai ujian yang mereka ikuti.

Jika peneliti membandingkan dua kategori, hipotesis bisa menyatakan sebuah perbedaan.

    • Contoh: Mahasiswa semester awal yang menghadiri lebih banyak perkuliahan akan mendapatkan nilai ujian yang lebih baik ketimbang mahasiswa yang menghadiri sedikit perkuliahan.

6. Tulis hipotesis nol

Bila penelitian terdapat pengujian hipotesis statistik, maka peneliti harus menulis hipotesis nol. Hipotesis nol adalah posisi tetap, dimana didalamnya tidak ada hubungan antar variabel. Hipotesis nol akan diungkapkan dengan simbol H0, sedangkan hipotesis lainnya atau alternatif adalah H1 atau Ha.

    • H1 : Jumlah perkuliahan yang dihadiri mahasiswa semester awal tidak berpengaruh dengan nilai ujian.
    • H1 : Jumlah perkuliahan yang dihadiri mahasiswa semester awal akan berpengaruh baik terhadap nilai ujian.

Contoh Hipotesis

Pertanyaan Penelitian Hipotesis Hipotesis nol
Apa manfaat kesehatan makan apel sehari? Meningkatkan konsumsi apel di atas usia 60-an akan mengakibatkan penurunan frekuensi kunjungan dokter. Meningkatkan konsumsi apel di atas usia 60-an tidak akan berpengaruh pada frekuensi kunjungan dokter.
Maskapai mana yang paling banyak mengalami penundaan? Maskapai bertarif rendah lebih cenderung mengalami penundaan daripada maskapai premium. Maskapai berbiaya rendah dan premium sama-sama cenderung mengalami penundaan.
Dapatkah pengaturan kerja yang fleksibel meningkatkan kepuasan kerja? Karyawan yang memiliki jam kerja fleksibel akan melaporkan kepuasan kerja yang lebih besar daripada karyawan yang bekerja dengan jam kerja tetap. Tidak ada hubungan antara fleksibilitas jam kerja dan kepuasan kerja.
Apa pengaruh penggunaan media sosial sehari-hari terhadap rentang perhatian di bawah 16 tahun? Ada korelasi negatif antara waktu yang dihabiskan di media sosial dan rentang perhatian di bawah 16 tahun. Tidak ada hubungan antara penggunaan media sosial dan rentang perhatian di bawah 16 tahun.
Contoh Hipotesis

Sumber:

https://id.wikipedia.org/wiki/Hipotesis

Laporan Penelitian

Harys
3 min read

Analisis Data

Harys
8 min read

Purposive Sampling

Harys
3 min read

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *